Bullying, apa itu ?
Bullying merupakan tindakan atau perbuatan kekerasan atau paksaan baik secara fisik, lisan, dan mental terhadap orang lain yang umumnya lebih lemah sehingga menimbulkan perasaan tertekan, takut, dan putus asa. Biasanya tindakan Bullying dilakukan kepada orang lain dengan tujuan untuk menunjukkan kekuatan atau mendemonstrasikan diri pada orang lain. Bullying lebih sering dialami oleh banyak anak-anak dan remaja di sekolah. dasarnya bullying adalah bentuk intimidasi fisik ataupun psikologis yang terjadi berkali-kali dan secara terus-menerus sehingga membentuk pola kekerasan.
Hal-hal penyebab terjadinya bullying sangat luas, contonya : Merasa iri hati, keinginan untuk membalas dendam, ingin diperhatikan, merasa tertekan dan marah, pengaruh media cetak dan elektronik, pengaruh ekonomi, tidak percaya diri atau merasa lemah, kurangnya pendidikan moral, keberadaan di rumah yang tidak menyenangkan maupun melakukan bullying karena diperintah orang lain.
Dari Faktor keluarga, anak yang melihat orang tua atau saudaranya melakukan bullying sering akan mengembangkan perilaku bullying juga. Ketika anak menerima perlakuan negatif berupa hukuman fisik di rumah, mereka akan mengembangkan konsep diri negatif, yang kemudian dengan pengalaman tersebut mereka cenderung akan lebih dulu meyerang orang lain sebelum mereka diserang. Bullying dimaknai oleh anak sebagai sebuah kekuatan untuk melindungi diri dari lingkungan yang mengancam.
Faktor sekolah juga bisa menjadi salah satu penyebab bullying Karena pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini, anak-anak sebagai pelaku akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi anak-anak yang lainnya.
Banyak sekali akibat negatif yang bisa dialami oleh korban bullying, diantarnya: Munculnya rasa takut, cemas, gelisah, terancam dan tertekan, mengurangi rasa percaya diri seseorang, membuat orang menarik diri dari pergaulan, turunnya prestasi, potensi diri serta kekreatifan, timbulnya perasaan serba salah dan menyalahkan diri sendiri, timbulnya rasa sakit hati, menjadi pendiam dan pemurung, dan yang paling parah korban bisa mengalami depresi dan bahkan melakukan usaha bunuh diri.
Orang tua membiasakan diri memberikan penanaman moral yang positif bagi anak sehingga mereka belajar untuk berperilaku sosial yang baik dan mereka mendapatkan model interaksi yang tepat. Bukan seperti perilaku bullying dan agresi. Kemudian, menggunakan alternatif hukuman bagi anak dengan tidak melibatkan kekerasan fisik maupun psikologis. Selain itu, orang tua mau menjalin relasi dengan sekolah untuk berkonsultasi jika anaknya mungkin menjadi pelaku bullying ataupun korban. Jarang di antara orang tua mengetahui apa yang terjadi dengan anak anaknya di luar lingkungan keluarga, karena itu seharusnya hubungan antara orang tua dan anak harus lebih dibina agar masalah bullying dapat diatasi.
Guru di sekolah sebaiknya juga melakukan pengawasan dan bersikap tegas apabila terjadi bullying. Pihak sekolah menciptakan lingkungan yang positif misalnya dengan adanya praktik pendisiplinan yang tidak menggunakan kekerasan.
Anak-anak atau remaja tidak seharusnya melakukan tindakan bullying. Sikap yang harus dikembangkan sejak dini utamanya adalah, tidak membedakan diri sendiri dengan orang lain, tidak menampangkan sikap angkuh dan berkuasa kepada orang lain, menerima siapa saja yang mau berteman dengannya, membiasakan diri menghargai kekurangan orang lain, tidak melakukan atau berkata yang dapat menyakiti perasaan orang lain, tidak memancing orang lain melakukan perbuatan bullying serta mencintai kehidupan yang damai.
Tidak ada komentar on "Bullying, apa itu ?"